16 Jan 2012

Pemimpin Perlu Contoh Singapura

PEMIMPIN dan abdi negara yang bijak pasti mengutamakan kepentingan bangsa dan negara. Tindakan itu seharusnya dapat terlihat saat negara dalam kesulitan, terancam resesi ekonomi dan semacamnya. Itulah yang diperlihatkan Pemerintah Singapura. Negeri tetangga tersebut awal tahun ini kembali memotong gaji para pejabat negara, pegawai negeri, serta anggota legislatifnya, pada kisaran 37-53 persen dan menghapuskan tunjangan pensiun guna mengantisipasi perlambatan ekonomi negeri itu, serta dalam rangka mempersiapkan diri menghadapi krisis ekonomi.
Lalu bagaimana dengan pemimpin di Indonesia, yang negerinya juga kemungkinan bisa terimbas krisis ekonomi yang melanda Eropa dan Amerika Serikat? Tampaknya para pengambil keputusan di Tanah Air harus malu terhadap Negeri Singa , yang pada beberapa tahun terakhir tak sungkan-sungkan memotong gaji para pejabat pemerintah termasuk perdana menteri, serta anggota parlemennya.
Negeri ini bukannya tak memiliki pejabat yang dapat diteladani, merelakan gajinya dipotong demi bangsa dan negara. Indonesia memiliki Dahlan Iskan, Menteri Negara BUMN yang mantan Dirut PLN, serta Joko Widodo yang Wali kota Solo. Keduanya tidak mengambil gaji selama menjabat. Dahlan sebelumnya tidak pernah menerima gaji selama menjadi Dirut PLN, serta Joko Widodo hingga periode kedua kepemimpinannya di Solo tak mau digaji. Bahkan mobil dinas yang dipakainya merupakan bekas mobil wali kota sebelumnya. Beberapa hari lalu Joko memang memutuskan membeli mobil baru, tapi itu adalah dalam upaya mengangkat produk lokal.
Sayangnya, pejabat seperti Dahlan dan Joko di Indonesia sangat langka. Yang banyak adalah pejabat yang peduli terhadap diri sendiri. Bahkan kita masih ingat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun mengeluhkan soal gajinya yang tidak naik-naik. Celakanya lagi, meski gaji naik secara berkala, ada uang penghargaan/prestasi (remunerasi), tapi tak sedikit eksekutif, yudikatif, juga legislatif yang tetap "melacurkan" diri, korupsi. Terbukti dengan ngantrinya pejabat negara, penegak hukum, dan anggota DPR di meja hijau.
Menyimak sepak terjang pejabat negara, juga aparat, sepertinya sulit berharap Pemerintah Indonesia akan meniru langkah Singapura. Sudah menjadi rahasia umum, penguasa negeri ini terlalu yakin dengan kemampuan mereka, bahkan mudah mengumbar optimisme bahwa Indonesia tak akan terdampak resesi ekonomi global hanya karena alasan ada perbaikan peringkat utang Indonesia versi salah satu pemeringkat internasional.

Contoh nyata lainnya adalah bagaimana Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sibuk bersolek, mulai dari mempercantik toilet, membangun tempat parkir sepeda motor, mengadakan alat khusus untuk kepentingan absensi, dan lainnya, dengan dana miliaran. Semua itu boleh dibilang tidak ada kaitannya dengan rakyat yang mereka gembar-gemborkan diwakili. Karena itu jangan kaget jika nantinya Indonesia ikut dihantam resesi ekonomi, karena memang tidak terlihat antisipasi.
»»  read more