26 Nov 2011

Borobudur mini

Ketika itu dia tengah menekuni usaha ukir bambu, ukir bambu  salah satu kerajinan yang para pengrajinnya sendiri umumnya berasal dari desa-desa sekitar wilayah candi Borobudur. Karena berbahan baku bambu serta sumber daya alam tersebut lambat laun makin menipis, dia berpikiran untuk beralih ke karya kerajinan alternatif yang sekiranya bukan dari bambu.
   Akhirnya ide itu pun muncul dengan memanfaatkan serbuk pasir yang berasal dari limbah pembuatan cobek batu digunakan sebagai bahan baku pembuatan patung, relief, dan maket Candi Borobudur.
Usaha milik Amin Lisman Ragil yang terletak di Jalan Borobudur Ngadiharjo Nomor 1 Desa Kretek, Karangrejo, Borobudur, Magelang, ini berawal dari keputusannya untuk belajar membuat patung dan relief.
Proses diawali dengan menjemur limbah sampai setengah kering dan diayak untuk diambil bagian yang halus. Setelah itu dijemur kembali hingga kering. Masuk pada proses pembuatan, Amin dan pekerjanya membuat cetakan terlebih dahulu. Amin biasanya membeli patung sebagai master cetakan. Master cetakan itu diberi lapisan gips agar permukaannya lebih halus.

Amin menuturkan, proses pembuatan patung dan relief hingga empat kali. 

Proses pertama adalah melapisi patung master dengan silikon. Selanjutnya, lapisan itu diberi kain kassa agar tidak cepat rusak. Cetakan kemudian kembali dilapisi dengan silikon. Terakhir, cetakan dicap agar hasilnya tidak berubah.



Proses selanjutnya masuk dalam pencetakan. Proses ini dimulai dengan mencampur pasir dengan resin. Setelah tercampur, diberi katalis secukupnya kemudian diaduk dan siap dicetak. Khusus untuk relief, setelah bentuknya sudah sesuai dengan yang diinginkan, permukaan dilapisi dengan serbuk pasir agar tekstur lebih terlihat. Walhasil, buah karya tangan cekatan Amin dan para pekerjanya itu hampir menyamai kerajinan pahat batu dan bernilai jual,

2 komentar:

Arif Roby mengatakan...

nice post
http://ruumit.blogspot.com

KarangrejoCenter mengatakan...

http://ruumit.blogspot.com --> maturnuwun

Posting Komentar